بيان المأثور عند موت الولد

 


حَقُّ عَلَى مَنْ مَاتَ وَلَدُهُ أَوْ قَرِيبٌ مِنْ أَقَارِبِهِ أَنْ يُنْزِلَهُ فِي تَقَدُّمِهِ عَلَيْهِ فِي الْمَوْتِ مَنْزِلَةَ مَا لَوْ كَانَ فِي سَفَرٍ فَسَبَقَهُ الْوَلَدُ إِلَى الْبَلَدِ الَّذِي هُوَ مُسْتَقَرُّهُ وَوَطَنُهُ فَإِنَّهُ لَا يَعْظُمُ عَلَيْهِ تَأَسُّفُهُ لِعِلْمِهِ أَنَّهُ لاحِقُ بهِ عَلَى الْقُرْبِ وَلَيْسَ بَيْنَهُمَا إِلَّا تَقَدُّمُ وَتَأْخُرُ وَهَكَذَا الْمَوْتُ فَإِنَّ مَعْنَاهُ السَّبْقُ إِلَى الْوَطَنِ إِلَى أَنْ يَلْحَقَ الْمُتَأَخَّرُ

Prinsip Utama

Kematian adalah bagian dari perjalanan hidup:

Setiap orang akan "menyusul" ke tempat yang sama, yaitu akhirat.


Memahami takdir:

Orang yang meninggal lebih dahulu dianggap hanya mendahului perjalanan, bukan meninggalkan untuk selamanya.


Mengurangi kesedihan dengan berpikir positif:

Kesedihan tetap manusiawi, tetapi harus diimbangi dengan pemahaman bahwa kematian adalah bagian dari sunnatullah.



"حَقٌّ عَلَى مَنْ مَاتَ وَلَدُهُ أَوْ قَرِيبٌ مِنْ أَقَارِبِهِ أَنْ يُنْزِلَهُ فِي تَقَدُّمِهِ عَلَيْهِ فِي الْمَوْتِ مَنْزِلَةَ مَا لَوْ كَانَ فِي سَفَرٍ فَسَبَقَهُ الْوَلَدُ إلَى الْبَلَدِ الَّذِي هُوَ مُسْتَقَرُّهُ وَوَظَنُّهُ..."

Terjemahan:

Wajib bagi seseorang yang anaknya atau kerabatnya meninggal dunia untuk memandang mereka seperti seorang musafir yang lebih dahulu sampai ke tempat tujuan akhir (negeri abadi). Dengan demikian, pandangan ini akan menenangkan hati, seperti halnya seseorang yang berada dalam perjalanan dan mendapati anaknya telah lebih dulu sampai ke tempat yang menjadi tujuannya.


Lanjutan Teks Arab:


"...فَإِنَّهُ لَا يَعْظُمُ عَلَيْهِ تَأَسُّفُهُ لِعِلْمِهِ أَنَّهُ لَاحِقُ بِهِ عَلَى الْقُرْبِ وَلَيْسَ بَيْنَهُمَا إِلَّا تَقَدُّمُ وَتَأْخُرُ..."

Terjemahan:

Orang tersebut tidak akan terlalu bersedih karena mengetahui bahwa dia akan menyusul mereka dalam waktu dekat. Tidak ada yang memisahkan mereka kecuali urutan waktu—siapa yang lebih dahulu dan siapa yang belakangan.


Lanjutan Teks Arab:


"...وَهَكَذَا الْمَوْتُ فَإِنَّ مَعْنَاهُ السَّبْقُ إلى الوطن إلى أن يَلْحَق الْمُتَأَخِّرُ..."

Terjemahan:

Begitulah kematian. Kematian hanyalah sebuah perlombaan menuju tempat asal (kampung akhirat), hingga orang yang datang belakangan akan menyusul mereka.


Lanjutan Teks Arab:


"...وَإِذَا اعْتَقَدَ هَذَا قُلْ جَزَعُهُ وَحُزْنُهُ لَا سِيَّمَا وَقَدْ وَرَدَ فِي مَوْتِ الْوَلَدِ مِنَ التَّوَابِ مَا يُعَنِّى بِهِ كُلُّ مُصَابٍ..."

Terjemahan:

Jika seseorang memiliki keyakinan seperti ini, maka kesedihan dan kegelisahannya akan berkurang, terutama karena ada berbagai janji pahala besar bagi mereka yang bersabar dalam menghadapi kematian anak, yang mampu meringankan semua duka cita.


Hadis yang Disebutkan:


"فَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَفَعَهُ إِلَى النَّبِيِّ: لَسِقْطُ أُقَدِّمُهُ بَيْنَ يَدَيَّ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ فَارِسِ أُخَلَّفُهُ خَلْفِي."

Terjemahan Hadis:

Dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad ﷺ bersabda:

"Sesungguhnya, seorang anak kecil yang meninggal dan saya persembahkan di hadapan Allah lebih saya cintai daripada memiliki kekayaan sebesar wilayah Persia yang saya tinggalkan di belakang saya."

Teks Arab:


"وَلِيُخْلِصِ الْوَالِدُ الدُّعَاءَ لِوَلَدِهِ عِنْدَ الْمَوْتِ فَإِنَّهُ أَرْجَى دُعَاءِ وَأَقْرَبُهُ إِلَى الْإِجَابَةِ..."

Terjemahan:

Seorang ayah hendaknya mengikhlaskan doa untuk anaknya ketika anak tersebut meninggal. Doa tersebut merupakan doa yang paling diharapkan untuk dikabulkan dan paling dekat dengan penerimaan oleh Allah.


Kisah Abu Sannan:


"وَقَفَ أَبُوْ سَنَّانٍ عَلَى قَبْرِ ابْنِهِ فَقَالَ: اللَّهُمَّ إِنِّي قَدْ غَفَرْتُ لَهُ مَا وَجَبَ لِي عَلَيْهِ فَاغْفِرْ لَهُ مَا وَجَبَ لَكَ عَلَيْهِ فَإِنَّكَ أَجْوَدُ وَأَكْرَمُ..."

Terjemahan:

Abu Sannan berdiri di atas kuburan anaknya dan berdoa:

"Ya Allah, aku telah memaafkan apa yang menjadi kewajibannya kepadaku. Maka maafkanlah ia atas apa yang menjadi kewajibannya kepada-Mu, karena Engkau adalah Dzat yang Maha Dermawan dan Maha Mulia."


Kisah Seorang Arab Badui:


"وَوَقَفَ أَعْرَابي عَلَى قَبْرِ ابْنِهِ فَقَالَ: اللَّهُمَّ إِنِّي قَدْ وَهَبْتُ لَهُ مَا قَصَّرَ فِيهِ مِنْ بِرِّي فَهَبْ لَهُ مَا قَصَّرَ فِيهِ مِنْ طَاعَتِكَ..."

Terjemahan:

Seorang Arab Badui berdiri di atas kuburan anaknya dan berdoa:

"Ya Allah, aku telah memberikan ampunan atas apa yang kurang dari anakku dalam memenuhi baktinya kepadaku. Maka ampunilah ia atas apa yang kurang dalam ketaatannya kepada-Mu."


Lanjutan Teks Arab:


"وَيَنْبَغِي أَنْ يَتَذَكَّرَ عِنْدَ مَوْتِ الْوَلَدِ الفجائع الكبرى لِيَتَسَى بِهَا عَنْ شِدَّةِ الجزَعِ..."

Terjemahan:

Hendaknya seseorang mengingat musibah-musibah besar lainnya saat menghadapi kematian anaknya. Hal ini bertujuan untuk meringankan rasa sedih dan keterlaluan dalam berduka.


Lanjutan:


"فَمَا مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا وَيَتَصَوَّرُ مَا هُوَ أَعْظَمُ مِنْهَا، وَمَا يَدْفَعُهُ اللَّهُ فِي كُلِّ حَالٍ فَهُوَ الأكثر..."

Terjemahan:

Tidak ada musibah kecuali ada yang lebih besar darinya jika dibayangkan. Maka seseorang hendaknya bersyukur atas berbagai musibah yang Allah hindarkan darinya, karena itu jauh lebih banyak dibandingkan musibah yang terjadi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

فَالْمَقْصُودُ مِنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ لِلزَّائِرِ

فَمِنْ آدَابِ حُضُورِ الْجِنَازَةِ

العقل المدرك